Jumat, 01 Juni 2012

Pancasila ??



Soekarno
“jasmerah(jangan sekali kali melupakan sejarah)”

Sebuah hari yang baru lagi.Hari jumat diawal juni.
Tanggal 1 juni tepatnya,awal bulan dimana pasti anak-anak kosan seperti saya pasti tersenyum sumringah karena kiriman uang dari kampung akan segera datang.behehe :P

Aku menjalani hari ku seperti biasanya liburan semester.Bangun pagi jam 9,buka 9gag dan menonton big bang theory dulu sebelum memulai aktifitas hari ini.sampai akhirnya aku  membuka twitter dan facebook dan melihat status anak-anak sibuk mengucapkan selamat hari lahir pancasila.Selamat berkebangsaan.Semangat patriotisme dan blablala.

Aku diam sejenak berpikir dan bertanya.Sebenarnya kenapa harus ada pancasila ? Apakah mereka serius dan benar-benar tahu fakta dan sejarah sesungguhnya dibalik pancasila ??

Rasa penasaranku pun tak dapat kubendung hingga akhirnya aku sibuk berkutat di internet mencari fakta sejarah mengenai pancasila dan ternyata di internet banyak sekali opini dan fakta sejarah .Beberapa fakta sejarah itu antara lain:

(dikutip dari kompas)
22 Juni 1945 sejumlah sembilan tokoh bangsa mengadakan pertemuan untuk membahas berbagai usulan yang muncul pada rapat BPUPKI tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945. Kesembilan tokoh itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. AA. Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Absoel Kahar Muzakir, Haji Agus Salim, Mr. Achmad Soebardjo, K.H. Wachid Hasyim, dan Mr. Muh. Yamin. Dari pertemuan tersebut, kesembilan tokoh berhasil menyusun sebuah piagam, yang kemudian dikenal dengan nama Piagam Jakarta, yang didalamnya terdapat perumusan dan sistematika Pancasila, yaitu :
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Pada sidang atau rapat kedua BPUPKI (14-16 Juli 1945), Piagam Jakarta diterima, tepatnya pada tanggal 14 Juli 1945. Akan tetapi, rumusan Pancasila yang tercantum dalam Piagam Jakarta belumlah final, dan bukan persis sama seperti rumusan Pancasila yang kita kenal saat ini. Rumusan Pancasila masih mengalami pembahasan, hingga pada rapat-rapat pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Pada tanggal 9 Agustus 1945 terbentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dengan Soekarno sebagai Ketua dan Moh.Hatta sebagai Wakil Ketuanya. Setelah melalui berbagai pembahasan dan negosiasi, akhirnya pada tanggal 18 Agustus 1945, atau satu hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai undang-undang dasar negara Republik Indonesia. Dalam Pembukaan UUD 1945 itulah, rumusan Pancasila tercantum dalam alinea ke-4, yang susunan redaksi, sistematika atau urutannya, sama persis dengan Pancasila yang kita kenal hingga saat ini.
1 Juni, Dari Penguasa ke Penguasa
Lantas, bagaimana kita mengenal 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila ? Tanggal 1 Juni, dianggap sebagai hari lahir Pancasila dimulai sejak tahun 1947, setelah Pidato Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945 pada rapat BPUPKI diterbitkan secara resmi oleh negara. Pada tahun 1958, Presiden Soekarno memberikan kursus-kursus dan kuliah umum di istana negara di Jakarta dan Jogjakarta, yang pada tanggal 1 Juni 1964 dibukukan dengan judul Tjamkan Pantjasila.
Tahun 1965 meletus pemberontakan G 30 S/PKI, yang kemudian terjadi peralihan rezim, dari Soekarno ke Soeharto. Tahun 1970, keluar radiogram Sekretaris Negera, Mayjen TNI Alam Syah yang menyatakan bahwa sejak saat itu, tanggal 1 Juni tidak lagi diperingati sebagai hari lahir Pancasila. Selama Orde Baru, tanggal 1 Juni justru tenggelam oleh tanggal 1 Oktober yang dikenal sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Tahun 1998 terjadi reformasi dengan mundurnya Soeharto, dan sesudahnya masalah hari lahir Pancasila sama sekali tidak pernah disinggung. Hingga, pada 1 Juni 2010, Presiden SBY bersama Ketua MPR Taufik Kiemas mengadakan sebuah peringatan pidato Bung Karno dan hari lahir Pancasila di gedung MPR RI yang dihadiri oleh mantan presiden Megawati Soekarno Putri. Hari ini, rencananya peringatan serupa dengan tahun lalu itu, akan dilakukan kembali dengan kehadiran SBY, Megawati dan BJ Habibie.
Sejarah, Selera Penguasa ?
Berdasarkan atas uraian diatas, tampaknya, sejarah kembali hanya diadakan untuk melayani kepentingan dan selera penguasa. Di zaman Soekarno, 1 Juni dijadikan sebagai hari lahir Pancasila, di zaman Soeharto, 1 Juni ditiadakan sebagai hari lahir Pancasila, dan di zaman reformasi ini, SBY kembali menjadikan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila. Hari lahir Pancasila, yang dianggap jatuh pada hari ini, 1 Juni 2011, secara khusus diperingati di sebuah gedung terhormat, yang dihadiri oleh seluruh anggota MPR/DPR RI dan DPD RI, beserta seluruh anggota Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.
Jelas, ada kepentingan mereka untuk memperingati kembali hari lahir Pancasila, pada tanggal 1 Juni. Megawati, mungkin akan terus berharap dapat menuai berkah dari tanggal bersejarah yang digoreskan oleh sang ayah. Sedangkan SBY, mungkin akan terus berharap dapat menuai simpati bahwa dirinya berhasil melakukan “rekonsoliasi”.


Tak bisa dipungkiri pasti ada unsur politis dan sosial yang mementingkan golongan2 mayoritas.Coba kita tilik lagi kepada sila ketuhanan yang mah esa.KETUHANAN YANG MAHA ESA??
Tunggu dulu bagaimana dengan warga negara yang atheis(tidak bertuhan).Beberapa dari mereka baik,membayar pajak dimana posisinya di dalam negara?Apalagi berdasar data statistik jumlah atheis di indonesia kira2 1% dari jumlah penduduk indonesia seluruhnya Lantas diamana posisi mereka dalam pemerintahan dan berkewarganegaraan?Jika flashback ke sejarah memangpara pencetus itu adalah orang2 yang bertuhan(dalam hal ini panitia sembilan yang semuanya merupakan orang beragama islam).Mereka adalah golongan mayoritas yang tentunya dalam mencetuskan ide2,berargumen juga berdasarkan persepsi pribadi.Mungkin mereka sangat berhasrat untuk meletakkan batu pondasi dasar negara indonesia sehingga keluarlah asumsi2 optimis dalam pancasila yang mengeyampingkan golongan minoritas.

Yah,apaboleh buatlah,itu lah faktanya.Sejarah dan masa sekarang sudah membuktikan.Fakta sejarah yang rentan berbuah hingga sekarang dimana pancasila itu sendiri tidak cukup kuat menjadi dasar pondasi negara kita.Banyak lah contohnya.Seperti misalnya masalah kebebasan beragama jemaat HKBP bekasi yang ternyata dikecam dan dilarang oleh sekelompok ormas tertentu.Padahal sila pertama menjamin masyarakatnya untuk beribadah.Ada segudang masalah2 lagi yang mngkin tidak akan cukup bila dituliskan dsini.

Aku sebagai warga negara indonesia menjungjung tinggi semangat berkebangsaanSemangat pancasila.Meskipun pada kenyataannya pahit dan jadi gigit lidah sendiri bila melihat kondisi carut marut kebangsaan ini.ya sudahlah,aku akan melakukan kewajiban ku sebagai warga negara yang baik.

“tak ada gunanya mengutuki kegelapan........"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar