Jumat, 06 April 2012

Setiap Lelaki Terlahir Sebagai Pemimpin






The wise man does not expose himself needlessly to danger, since there are few things for which he cares sufficiently; but he is willing, in great crises, to give even his life - knowing that under certain conditions it is not worthwhile to live.
Aristotle
Read more athttp://www.brainyquote.com/quotes/keywords/wise.html#4UOYdx4cfigbzyIq.99


Ini adalah pemikiran yang tiba-tiba muncul di kepala ku mengenai hubungan timbal balik gender,dalam hal ini aku membaginyanya menjadi 2 yaitu lelaki dan wanita dalam konteks keluarga.Memang aku belum menikah dalam belum mengertibenar bagaimana kehidupan berumah tangga itu sendiri,tapi aku lahir dari sebuah rumah tangga dimana ada ayah dan ibu juga entitas dari gender itu sendiri.aku mengamati dan sedikit memperlebar sudut pandang ku selain sebagai seorang anak juga sebagai serang lelaki yang mulai beranjak dewasa.Dan tentunya apabila tuhan memberkati,akan tiba saatnya dimana aku akan menikah dan menjadi kepala keluarga.Sangat bijak,jika mulai dari sekrang aku meraba-raba dan mulai berpikir apa hakekat dari “ke lakian” itu sendiri dalam sistem yang biasa kita sebut sebagai “keluarga”,agar bila saatnya tiba,aku bukan menjadi seorang lelaki yang pengecut .Lari dari tanggung jawab sebagai kepala keluarga,bermain judi,selingkuh,memukul istri dan masih banyak lagi.(Dan pada kenyataanya,banyak kasus di dalam berkeluarga seperti ini,bahkan didalam keluarga ku sendiri aku mengalaminya).
Masing-masing gender memiliki karakteristik fisik konkrit sendiri yang menjadi dasar berpikir kenapa seseorang itu bisa disebut lelaki dan seseorang itu bisa disebut wanita.Tapi bagaimana relasi antara lelaki dan wanita itu sendiri dalam konteks kekeluargaan?

Aku sendiri adalah orang yang percaya bahwa tuhan itu ada dan dia menciptakan adam dan hawa dalam dua jenis kelamin berbeda di taman eden dengan suatu tujuan tertentu.Apa yang kupikirkan adalah bahkan sejak manusia pertama muncul di muka bumi ini,lelaki itu sudah memiliki kodrat menjadi seorang pemimpin.Itu seharusnya menjadi insting alamiah dimana dikala dia sudah berkeluarga dan harus mengayomi dan melindungi keluarganya.Seorang lelaki akan menjadi pemimpin yang hebat dikala dia bisa menjadi suami yang setia pada istrinya,dan ayah yang penyayang dan panutan role of model bagi anak-anaknya sendiri.Melakukan tanggung jawab sebagai seorang ayah dan suami.

Realitasnya adalah saat kulihat di televisi dimana ada suami yang membunuh istrinya,menyetrika anaknya,berselingkuh,dan masih banyak lagi hal yang menurutku pengecut.Tindakan-tindakan ini gak lebih dan gak kurang adalah tindakan pembodohan diri sendiri,pembunuhan hakekat kelakian itu sendiri.Dia telah membohongi dirinya sendiri tentang hakekatnya sebagai seorang lelaki yang seharusnya memperlakukan wanita secara sopan,bersahaja dan menjadi role of model bagi anak-anaknya.Menjadi nahkoda PEMIMPIN bagi bahtera rumah tangganya.

Tulisan ini adalah sebuah pemikiran tiba2  dari persepsi ku sendiri sebagai seorang anak lelaki yang beranjak dewasa,yang mulai bertanya-tanya apa,kenapa,mengapa,lalu bagaimana tentang eksistensi ku dan  tujuanku hidup kedunia ini.Apa yang bisa kulakukan sekrang adalah menjalani proses.Mempersiapkan diri menjadi seorang pemimpin itu sendiri.Itu adalah sebuah tanggung jawab moril dari hakekat ku sebagai seorang lelaki,sebuah keharusan dari entitas kemanusiaan ku,sebuah  tugas mulia yang diberikan oleh sang pencipta.Tak ada pilihan lain selain menerima dan menjalankannya.

Ya,paling tidak jika saatnya sudah tiba,apabila aku tidak bisa menjadi pemimpin yang hebat dari segi keprofesian,aku ingin menjadi pemimpin yang hebat bagi keluarga,istri dan anak-anakku sendiri.Itu sudah cukup.

~Gunawan Panjaitan(6 april 2012) @ kosan pak rukman bandung~


Tidak ada komentar:

Posting Komentar